Friday, May 23, 2014

ayo memelihara ayam kampung pedaging


Sahabat Saung Ayam Hias Bogor, biasanya kita memelihara ayam kampung hanya sebatas memelihara saja tanpa memperhatikan aspek-aspek keuntungan yang akan didapat dari hasil beternak, dan kadangkala kita juga tidak tahu cara memelihara ayam kampung yang baik. Nah bagaimana caranya memelihara ayam kampung yang baik sehingga ternaknya tumbuh sehat dan menghasilkan uang. Barangkali artikel yang saya kutip dari berbagai sumber ini bisa memberi inspirasi dan tambahan pengetahuan untuk kita semua.

Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif, yaitu diumbar sekenanya, dengan sekedar ransum yang kita berikan,  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, ini menyangkut kebiasaan yang sudah mendarah daging di masyarakat kita.

Padahal untuk memperoleh manfaat yang lebih baik tentu dibutuhkan pengetahuan dan kemauan yang lebih. Dengan system semi intensif atau intensif kita akan mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, untuk itu perlu kita perhatikan hal-hal berikut :

1. Bibit

Konon kontribusi bibit terhadap keberhasilan suatu usaha peternakan mencapai 30%. Paling tidak ada 3 cara untuk memperoleh bibit, dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Singkatnya DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria antara lain, dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas pas pada hari ke-21. Bibit yang menetas lebih cepat atau lebih lambat, termasuk bibit yang tidak baik.

2. Pakan

Kontribusi pakan terhadap keberhasilan suatu usaha kira-kira sebesar 30%. Bahan pakan yang bisa kita berikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, dengan pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya.

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika yang bisa kita dapatkan di poultry shop.

3. Perkandangan

Kandang yang baik, jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Lokasi bangunan kandang berada lebih tinggi, atau dibikin lebih tinggi dari lahan di sekitarnya.

Secara rutin kandang dan peralatannya harus disterilkan dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, yang penting adalah daya tampung atau kapasitas kandang tiap meter persegi sebaiknya diisi 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

Untuk tujuan pemeliharaan ayam pedaging, dengan masa panen umur 8 minggu, sebaiknya bentuk kandang adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.

Pemeliharaan di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dengan menggunakan  kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Perhatikan suhu kandang untuk starter tidak kurang dari 30-32°C. Adapun untuk fase finisher (umur 5-8 minggu) digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

4. Manajemen Pemeliharaan

Kalau bibit dan pakan kontribusinya masing-masing adalah 30%, maka untuk manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Maka bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Oleh karena itu, dilihat dari manajemen pemelihaaan, maka yang dianjurkan adalah menggunakan system semi intensif, atau system intensif.

Pada Sistem Semi intensif, kita sediakan kandang dengan halaman berpagar, sehingga ayam masih diberim tempat umbaran, ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak terlalu ketat. Sedangkan dengan system Intensifm ayam dikandangkan seperti ayam ras, kontrol pakan dan kesehatan dilaksanakan dengan sangat ketat.

Model pemeliharaan secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit.

5. Pengendalian Penyakit

“Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati”. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan kita harus lebih focus kepada pencegahan. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain,

Memilih lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
Melakukan vaksinasi secara teratur
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
Manajemen pemeliharaan yang baik
Kontrol terhadap kemungkinan masuknya binatang lain ke area kandang

6. Pemasaran

Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas).

7. Pengelolaan Produksi
Yang perlu diperhatikan di sini adalah, menjaga agar produksi yang kita hasilkan memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Untuk itu diperlukan adanya pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu, antara lain perlu adanya pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi yang perlu diingat adalah bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.

itulah hal-hal yang dapat saya sajikan pada tulisan kali ini, dengan mengutip dari berbagai sumber. Mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak.


No comments:

Post a Comment