Thursday, December 5, 2013


Thursday, November 14, 2013

kemalasan yang berakibat fatal

Akhir Oktober dan awal Nopember 2013 adalah saat pergantian musim dari kemarau ke penghujan .... saya tahu itu, dan pengalaman tahun lalu mengajarkan bahwa akan banyak ayam yang mati kena penyakit. Tapi kenapa saya membiarkannya ? satu per satu ayam mulai sakit, dan saya membiarkannya. Kemudian satu persatu ayam di kandang mulai mati, saya masih membiarkannya. Sampai kemudian setiap hari ada saja ayam yang mati, bukan satu tapi bisa dua atau tiga ekor sehari yang mati ... saya masih berdiam... kenapa???? 2 ekor jantan dan 3 ekor betina ayam mungil mati, 10 ekor anakan Italy umur 1 bulan dan 8 ekor anakan kanada umur 1 bulan menyusul sampai habis, berpindah ke kandang sebelahnya indukan kapas, indukan italy dan kanada. 

Pengobatan saya lakukan dengan memberi ayam-ayam yang sehat dan yang sakit tablet Trimezyn. Saya coba juga campuran jahe+kencur+bawang putih yang digerus halus, kemudian saya berikan pada ayam yang sakit. Tapi tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Penyakit, pelan tapi pasti, terus merambat dari satu kandang ke kandang yang lain. Koleksi ayam terus berkurang, sampai satu ketika, seorang teman mengingatkan via SMS, "Semprot kandangnya pake Antisep mas, ...". Terima kasih mas Warri Edi Jambul . 

Hari ini, beberapa hari setelah saran itu saya terima, baru saya beranjak membeli obat, bukan Antisep yang saya beli tapi Rodulan. Pulang dari pasar, langsung saya semprot semua kandang dengan obat tadi, untuk minumnya saya campur "therapy", bagaimana hasilnya? Mudah-mudahan bisa mengurangi apalagi bisa menghentikan serangan penyakit di kandang saya. Kita lihat perkambangannya besok ...

Itulah, pengalaman yang baru saja saya alami... kemalasan dan ketidakpedulian saya terhadap situasi dan kondisi ayam-ayam hias di kandang harus dibayar "cukup mahal" . Semoga tindakan yang saya ambil sudah tepat, atau kalau ada saran dari teman yang lain silahkan  memberi komentar  terhadap tulisan ini. Komentar dan sarannya saya tunggu ...

Thursday, October 24, 2013

ulang tahun ke-2 Saung Ayam Hias Bogor

Tak terasa dua tahun sudah saya "menggeluti usaha" ternak ayam hias ... 18 Oktober tahun ini adalah ulang tahun ke-2 Saung Ayam Hias Bogor. Pasang surut perjalanan sudah dirasakan walaupun usia 2 tahun belum bisa dijadikan ukuran untuk sebuah pengalaman. Yang dirasa adalah bertambahnya wawasan tentang beternak ayam hias dengan berbagai aspek di dalamnya, mulai dari tehnik perkandangan, pemeliharaan dan perawatan ternak, pemberian pakan, ekstra pakan, dan obat2an, serta masalah hubungan dengan pembeli, penjual, dan rekan peternak lain, semua diperoleh melalui interaksi yang nyata baik langsung ataupun sekedar melalui dunia maya. Intinya adalah kejujuran dan keinginan untuk memberi yang terbaik kepada semua sahabat. Saling berbagi dan berprasangka baik adalah modal yang sangat berarti dalam melanjutkan semua yang sudah dimulai ini, semoga ke depannya bisa memberi manfaat yang lebih baik lagi, baik untuk saya sendiri dan keluarga,maupun untuk sahabat semua yang secara langsung ataupun tidak langsung terus berinteraksi dengan Saung Ayam Hias Bogor ....
Terimakasih sahabat untuk semua perhatian dan kepercayaannya selama ini ....

Saturday, July 20, 2013

Penyebab kematian dini pada ayam


Sahabat saung ayam hias Bogor … hati siapa yang tak akan sedih kalau melihat anak-anak ayam kesayangan kita kelihatan lesu, tidak bergairah, kemudian satu persatu mati pada usia dini …
Di bawah ini kita coba mengupas apa saja penyebabnya sehingga hal itu terjadi.
Kematian Dini pada ayam biasanya terjadi pada umur 1-12 hari,
Penyebabnya biasanya karena kepanasan, kelaparan, kedinginan, kehilangan cairan tubuh, keracunan gas amoniak yang berasal dari kotorannya, keracunan gas asam arang, terkena penyakit menular atau karena kecelakaan.
Anak ayam yang kelaparan berat badannya terus menurun, menjadi kurus dan mati,pada minggu pertama. Gejalanya, anak ayam tampak lesu, bulu badan berdiri kaku, jalannya lemah, menyendiri. Anak ayam itu juga segan makan karena tak mampu bersaing dengan yang lainnya, sehingga badannya bertambah lemahdan gampang terkena penyakit.
Anak ayam yang kedinginan tampak bergerombol, kondisi ini bisa merupakan suatu gejala penyakit. Semua anak ayam tampak lesu dan sayapnya terkulai. Kondisi kedinginan, selain kurangnya suhu, juga bisa karena penyakit seperti tetelo.
Sebaliknya, jika kepanasan anak ayam akan berpencar. Jika terlalu lama kepanasan anak ayam akan terkena dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, sehingga lemas dan mati, Gejala anak ayam mengalami dehidrasi adalah tampak lesu, matanya redup, sukar mengeluarkan tinja, dan kurus. Selain kepanasan, penyebab dehidrasi juga adalah akibat kekurangan minum karena tempat minum tidak terjangkau olehnya. Dehidrasi juga bisa disebabkan penyakit mencret (diare).
Anak ayam yang keracunan amoniak biasanya mengosok-gosokkan mukanya ke bagian kandang, matanya berair, terdapat nanah pada kornea mata, selaput lendir mata rusak, pernapasan terganggu, badan menjadi kurus, karena tidak ada nafsu makan,. Amoniak muncul karena kotoran ayam jarang dibersihkan. Sirkulasi udara yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya penumpukan gas beracun tersebut di dalam kandang. Selain keracunan amoniak, anak ayam bisa keracunan gas asam arang yang timbul karena ventilasi yang jelek sementara kandang terlalu padat. Anak ayam yang terkena keracunan gas asam arang akan nampak terhuyung-huyung, kejang-kejang lalu mati,. Penyakit yang bisa menimbulkan kematian dini pada anak ayam adalah tetelo, pilek coryza, diare, cacar, cacingan, kekurangan vitamin B1, dan D. Untuk mencegah gangguan serta timbulnya penyakit, kandang harus dibersihkan secara rutin dan program imunisasi dilakukan pada anak ayam sejak berumur 4 hari.
Setelah berumur 2 bulan, anak ayam ini disebut anak ayam lepas sapih, pada umur ini anak ayam sudah tidak membutuhkan induk alam atau induk buatan. Kondisi tubuhnya relatif sudah lebih kuat dan sudah bisa dilepas, sebaiknya dilakukan vaksinasi ND kedua kalinya agar tubuhnya memiliki antibodi melawan tetelo. Dalam pengumbaran di kandang ren, sebaiknya anak ayam diberi pakan 2-3 kali sehari. Pertama, pada pagi hari ketika keluar kandang, Kedua, pada siang hari saat di umbaran, Ketiga, satu jam sebelum masuk kandang untuk tidur.  Di kandang umbaran harus tersedia air yang tak terbatas atau mencukupi. Selain itu disediakan grit berupa kulit kerang atau pasir yang dapat membantu ayam mencernakan makanannya.
Demikian sekedar info yang saya coba bagikan kepada sahabat sekalian, semoga bermanfaat.
Sumber : http://arnoldfarm.blogspot.com/2012/12/penyebab-kematian-dini-pada-ayam.html

Sunday, July 14, 2013

Ayam Mutiara (Guinea Fowl)



Sahabat saung ayam hias bogor, satwa  indah yang satu ini berasal dari daratan Afrika dan banyak menghuni Savana dan semak belukar secara berkelompok. Di habitat aslinya, unggas yang bertanduk ini memakan serangga dan daun-daunan. Dan hebatnya lagi, unggas yang biasa dipanggil ayam mutiara ini bisa digunakan sebagai semacam “watch dog” karena ia akan mengeluarkan suara yang keras dan berisik apabila ada hewan/orang asing memasuki kawasannya. Tapi hati-hati, ayam mutiara ini bisa terbang, namun ia lebih suka tinggal dan bertelur di atas tanah.

Bagaimana membedakan jenis kelamin jantan dan betinanya? Mengingat bentuk tubuhnya yang hampir sama, untuk membedakannya kitab bisa melihat dari bentuk tanduknya. Ayam mutiara jantan memiliki tanduk yang lebih besar dan arahnya tegak ke atas. Sedangkan tanduk mutiara betina arahnya membengkok ke belakang. 

Ayam Mutiara juga dikenal memiliki sifat sangat setia pada pasangannya, sehingga apabila pasangannya mati maka ia akan stres dan dalam waktu akan mati juga. Meskipun lebih sering hidup berpasangan, adakalanya seekor jantan bisa memiliki dua ekor betina.

Ayam mutiara ini bertelor satu periode sekali dalam satu tahun, biasanya antara bulan April sampai dengan Agustus. Selama periodenya, satu betina mampu bertelur sampai 60 butir.


Demikian informasi yang saya berikan kepada anda, semoga bermanfaat.

sumber : http://beguron.blogspot.com 

Friday, July 12, 2013

SEXING / PENENTUAN JENIS KELAMIN PADA DOC (Day Old Chicken)


Sahabat Saung Ayam Hias Bogor, berdasar penelusuran di embah Google, ternyata ada banyak cara untuk menentukan jenis kelami anak ayam sehari atau DOC (day Old Chiken). Namun saya saya kutip di sini adalah cara yang saya anggap paling mungkin untuk dicoba oleh kawan-kawan peternak ayam hias, yaitu cara yang dikenal dengan Feather sexing alias penentuan jenis kelamin dengan cara melihat ujung bulu saya pada DOC.
Teorinya adalah, bulu sayap anak ayam betina lebih cepat tumbuh dibanding dengan bulu sayap anak ayam jantan.

Jika bulu bulu pada ujung sayap memperlihatkan panjang bulu yang SAMA antara bulu primer & sekunder, maka DOC tersebut adalah JANTAN (gambar sebelah kiri).  

Apabila bulu bulu pada ujung sayap memperlihatkan panjang bulu yang TIDAK SAMA antara bulu primer & sekunder, maka DOC tersebut adalah BETINA (gambar sebelah kanan).

Bulu Primer adalah jajaran bulu utama sayap (ukurannya terbesar) sedang bulu Sekunder adalah jajaran bulu diatas bulu Primer
Cara lain  adalah dengan  melihat warna bulu. Biasaya ayam yang berwarna mencolok akan menjadi pejantan. Itu sebabnya pejantan mempunyai warna yang beragam dari betina untuk menarik pasangannya. hanya dengan cara ini kita harus menunggu sampai tumbuh bulu secara penuh.
Demikian informasi yang bisa saya berikan, ayo kita sama-sama mencobanya ...

http://www.ternakayamkampung.com