Begini seharusnya papan control untuk penetasan (?)
Jam
|
Pembalikan
√
|
Suhu
|
Kelembaban
|
Jam
|
Pembalikan
√
|
Suhu
|
Kelembaban
|
1
|
13
|
||||||
2
|
14
|
||||||
3
|
15
|
||||||
4
|
16
|
||||||
5
|
17
|
||||||
6
|
18
|
||||||
7
|
19
|
||||||
8
|
20
|
||||||
9
|
21
|
||||||
10
|
22
|
||||||
11
|
23
|
||||||
12
|
24
|
Sahabat Saung Ayam Hias Bogor,
Ketika kita mengalami kegagalan
yang jelas-jelas akibat keteledoran kita, maka biasanya kita baru berfikir bagaimana caranya supaya kita tidak menbgulangi keteledoran serupa.
Nah, ini hasilnya … kira-kira bisa direalisir ngak ya?
Idenya begini, kita buat semacam table
pada plastic atau sepotong lembaran yang bisa ditulisi dengan spidol white
board, sehingga bisa dihapus lagi. Lalu kita bikin table seperti contoh di
atas. Kolom “Jam” menunjukkan angka 1 sampai 24, katakanlah pengawasan ini kita
lakukan setiap jam selama 24 jam terus menerus.
Siapa yang mengerjakannya? Makanya
dibuat table supaya setiap orang yang ada di rumah bisa melakukannya, dan dia
mencatat apa yang dilakukannya pada table tersebut. Memang tidak mungkin dilakukan
setiap jam selama 24 jam, paling tidak katakanlah kalau kita bangun pagi jam 5,
maka jam 5 itulah kita lakukan pembalikan telur pertama, control suhu, dan
control kelembaban. Setelah itu dilakukan maka kita tulis pada table tanda
contreng (√) pada kolom pembalikan, angka misalnya 38 pada kolom suhu, dan 60
pada kolom kelembaban. Artinya pada jam 5 pagi telur sudah dibalik, suhu
normal, dan kelembaba normal. Begitu terus dilakukan setiap jam. Dengan asumsi,
kalaupun kita lupa, tertinggal 1 jam sampai 2 jam misalnya, masih cukup aman. Kalau
kita lupa atau tidak sempat, masih ada orang lain yang bisa melakukannya. Selama
kita masih terjaga, kita masih bisa melakukan pembalikan dan control suhu serta
kelembaban, katakanlah terakhir jam 12 malam, maka padan jam 24 itulah kita
lakukan pembalikan dan kontrol terakhir.
Kalau ternyata suhu tidak ideal
(dibawah 37C), periksa lampu pijar … mungkin salah satu mati. Maka sebaiknya kita selalu punya
cadangan lampu pijar sesuai dengan yang dibutuhkan. Kala kelembaban yang turun
dibawah 60, periksa bak air dalam incubator – kalau kosong atau kurang segera
di isi atau ditambah.
Realisasinya … Pada awal-awal
pengetrapan memang masih sering lupa, tapi setelah terbiasa bisa juga
dikerjakan. Kalaupun terjadi bolong-bolong satu dua kali, masih aman.
Atau barangkali ada cara yang lebih praktis ??? Ditunggu komentarnya.
No comments:
Post a Comment